Selasa, 23 Juli 2019



Kantindata.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) se-Indonesia ajak pemuda millenial cerdas bermedia sosial. Mengingat pemuda millenial menjadi salah satu pengguna dan memiliki pengaruh besar dalam bermedia sosial.



Dalam acara Talk Show Millenial bertema “Cerdas Bermedia dalam Upaya Memperteguh Persatuan dan Kesatuan Pasca Sidang Pilpres di MK”, BEM PTAI mengajak pemuda agar bermedia sosial lebih bijak dan arif, sehingga bisa diterima oleh masyarakat dan menyejukkan kondisi psikis masyarakat.
Seperti diketahui, pascasidang Pilpres di MK, gejolak di media sosial masih begitu santer baik di media sosial maupun di tengah masyarakat. Belum lagi masih banyaknya beredar pemberitaan bohong (hoax) yang masih sering dijadikan senjata oleh sekelompok orang untuk menyerang pribadi dan kelompok lawan politiknya.
Subandi Musbah, pengamat politik, mengatakan, ajang pemilihan presiden telah usai, pertemuan Jokowi dan Prabowo menandakan ucapan secara simbolis di antara dua kubu.  Persoalan di media sosial terlalu ramai tentang hoax yang akar utamanya bukanlah pilpres, tetapi tentang adanya tafsir keagamaan yang berbeda.
"Media sosial ramai tentang pilpres yang dijadikan sebagai pertarungan ideology," ungkapnya saat mengisi Talk Show di Sangna Caffe, Tanggerang.
Sementara itu, Romi sebagai seorang jurnalis Tanggerang melihat, pengguna media sosial yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda menjadikan media sosial mudah menjadi pemicu perpecahan di kalangan pengguna. Sebab banyak hal yang disampaikan di media merupakan opini atau propaganda yang kemudian dianggap benar oleh kebanyakan orang.
"Informasi dapat disampaikan oleh semua kalangan yang belum tentu kebenarannya," tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada pemuda millenial yang hadir agar lebih jernih dalam bermedia sosial. Karena hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab sebagian golongan saja.
Di lain sisi, pemuda juga harus mampu memiliki penilaian yang objektif atas segala persoalan yang dituangkan di media sosial. Karena bila mempercayai informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya begitu saja, berarti pemuda telah kehilangan nilai objektivitasnya.

Jakarta, Kantindata.com – Inggris menuduh Iran melakukan “pembajakan negara” di jalur pelayaran setelah Iran menyita kapal tanker berbendera Inggris di Selat Hormuts. Inggris meminta semua kapal milik negara-negara Eropa untuk berwaspada.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, dalam rapat dengan parlemen setelah mengikuti pertemuan dengan komite darurat (COBR) yang membahas tanggapan London terhadap penangkapan tanker Stena Impero. Kapal tersebut ditangkap oleh pasukan komando Iran pada hari Jumat (19-7-2019).
Kepada parlemen, Hunt mengatakan, “Di bawah hukum internasional, Iran tidak memiliki hak untuk mencegat kapal kami, apalagi menaikinya, karena itu merupakan tindakan pembajakan negara.”
Seperti dikutip Reuters, Selasa (23/7/2019), ia mengatakan pihaknya akan mengupayakan pengamanan yang lebih baik untuk mendukung keselamatan awak dan kargo kapal-kapal Eropa di wilayah strategis itu.
Namun, Hunt menegaskan bahwa dengan menyusun program pengamanan pelayaran itu tidak berarti Eropa akan mendukung garis keras Washington melawan Iran.
“Proposal misi perlindungan maritim baru tidak akan menjadi bagian dari kebijakan tekanan maksimum AS terhadap Iran karena kami tetap berkomitmen untuk melestarikan perjanjian nuklir Iran,” katanya.
Di Nikaragua, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menuduh kapal tanker Inggris membahayakan pelayaran, yaitu dengan mengubah sinyalnya lebih lama dari yang diizinkan dan dengan melewati jalur yang salah.
“Memulai konflik itu mudah, mengakhiri itu tidak mungkin,” kata Zarif.
Pernyataan itu disampaikan Zarif kepada wartawan setelah bertemu dengan rekannya dari Nikaragua.
Karena itu, Zarif mengingatkan bahwa penting bagi semua pihak untuk menyadari, termasuk bagi Boris Johnson, untuk memahami bahwa Iran tidak mencari konfrontasi.

(sumber: Klikanggaran.com)

Senin, 22 Juli 2019


Jakarta, Kantindata.com (23-07-2019) — Pada Tahun Anggaran 2017 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah merealisasikan Belanja Modal Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp324.568.021.614,00,00 atau 95,86% dari anggaran sebesar Rp338.576.796.700,00.
Berdasarkan realisasi keuangan tersebut, terdapat pekerjaan Pembangunan Jembatan Citanduy Ruas Jalan Ciawi – Panumbangan yang dilaksanakan oleh PT. JSAM sesuai dengan kontrak Nomor 602/11141/DPUPR/2017 tanggal 8 Agustus 2017 senilai Rp14.384.693.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 145 hari kalender, yaitu sejak SPMK Nomor 602/11160/DPUPR/2017 tanggal 8 Agustus 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.
Dokumen pada klikanggaran.com menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap realisasi pembayaran diketahui Dinas PUPR baru merealisasikan pembayarannya sebesar Rp7.767.734.220,00 atau sebesar 54% dari nilai kontrak dengan SP2D nomor 8825/LS/BL/2017 tanggal 29 Desember 2017. Pekerjaan tersebut telah mengalami tiga kali addendum dengan rincian sebagai berikut:
Pertama, addendum I nomor 602/13177/DPUPR/2017 tanggal 31 Agustus 2017 tentang perubahan tambah kurang pekerjaan sebagaimana dimuat dalam contract change order (CCO) I nomor 602/13178/DPUPR/2017 tanggal 31 Agustus 2017.
Kedua, addendum II nomor 602/17583/DPUPR/2017 tanggal 6 November 2017 tentang perubahan tambah kurang pekerjaan sebagaimana dimuat dalam contract change order (CCO) II nomor 602/13178/DPUPR/2017 tanggal 3 November 2017.
Ketiga, addendum ke III nomor 602/21710/DPUPR/2017 tanggal 29 Desember 2017 tentang penambahan waktu pekerjaan selama 50 hari sejak tanggal 1 Januari 2018 dan memperpanjang jaminan pelaksanaan pekerjaan selama 64 hari sejak tanggal 31 Desember 2017 sampai dengan Tanggal 5 Maret 2018.
Pemeriksaan terhadap laporan mingguan yang telah disetujui oleh pengawas dan PPTK menunjukkan adanya deviasi antara laporan realisasi fisik dengan rencana fisik yang akan dilaksanakan sejak bulan November.
Pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa PPK telah melakukan tiga kali Berita Acara Rapat Pembuktian Show Cause Meeting (SCM) dengan pihak penyedia menyangkut keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
Pemeriksaan lebih lanjut setelah SCM III, PPK dan penyedia jasa sepakat melaksanakan addendum ke  III nomor 602/21710/DPUPR/2017 tanggal 29 Desember 2017 tentang penambahan waktu pekerjaan selama 50 hari sejak tanggal 1 Januari 2018 dan memperpanjang jaminan pelaksanaan pekerjaan selama 64 hari sejak tanggal 31 Desember 2017 sampai dengan Tanggal 5 Maret 2018 dengan nilai jaminan sebesar Rp719.234.650,00 atau sebesar 5% dari nilai kontrak. Atas perpanjangan tersebut, penyedia jasa akan dikenai denda keterlambatan sebesar 1/1000 x Rp14.384.693.000,00 = Rp14.384.693,00/hari.
Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan diserahterimakan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan nomor 602/210/PHO/DPUPR/2018 tanggal 14 Februari 2018 dengan denda keterlambatan selama 45 hari (1 Januari 2018 – 14 Februari 2018) sebesar Rp647.311.185,00 (Rp14.384.693,00 x 45 hari).
Dalam dokumen pada klikanggaran.com diketahui bahwa atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menyatakan setuju dengan temuan yang disampaikan dan akan segera menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan mengurangi sisa pembayaran terakhir untuk membayar denda keterlambatan pekerjaan yang belum dikenakan. 

Kamis, 11 Juli 2019



Masohi, Maluku Tengah, 11 Juli 2019 – Pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba yang diselenggarakan oleh Generasi Muda Desa Nusantara di 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku juga menyasar pemuda di Mosohi. Setidaknya terdapat 400 pemuda-pemudi yang berasal dari berbagai desa dan kecamatan di Maluku Tengah yang mengikuti pelatihan kader pemuda anti narkoba.


Kegiatan pelatihan kali ini dilaksanakan di Gedung Paguyuban Jawa Mosohi yang beralamat di Kecamatan Masohi Kabupaten Maluku Tengah. Para pemuda-pemudi ini kemudian dibekali pengetahuan mengenai  Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

https://www.youtube.com/watch?v=IQIukjKhiZ4

Hal ini menjadi bekal bagi para pemuda di Maluku Tengah agar bisa menjadi benteng dari berbagai bahaya narkoba di tengah-tengah masyarakat.  Selain itu, para pemuda yang mengikuti pelatihan juga diharapkan agar dapat memberikan pencerahan dan penyadaran kepada masyarakat sekaligus melakukan deteksi dini terhadap peredaran Narkoba di kampungnya masing-masing.

Sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda juga ikut serta dalam mendukung dan memberikan pembekalan kepada pemuda untuk menjauhi dan memerangi narkoba. Karena bahaya dan peredaran gelap narkoba sangat meresahkan bukan hanya di kota-kota, tapi juga di desa-desa.


Oleh karenanya, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat amat mendukung dan mendorong pemuda untuk mengantisipasi masuknya narkoba dengan mencanangkan gerakan anak kampung bebas Narkoba di Maluku Tengah.

Minggu, 07 April 2019



Konawe, 8/4/2019 - Narkoba masuk desa rupanya bukan isapan jempol belaka, Polres Kab. Konawe berhasil menangkap dua orang jaringan bandar Narkoba di Kec. Puriala Kab. Konawe dengan barang bukti 100 gram shabu.

Kasat Narkoba Polres Kab. Konawe Iptu Abdul Haris mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah berhasil menangkap dua orang jaringan bandar Narkoba di Kec. Puriala pada tanggal 07 April kemarin sore. “mereka yang ditangkap sudah diamankan kepolisian dengan barang bukti 100 gram shabu”, kata Iptu Abdul Haris saat menjadi Narasumber Pada kegiatan Pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba dengan tema Pemuda Desa Bebas Narkoba yang digelar oleh DKN Gema Desantara di Kab. Konawe.

Ketua Umum DKN Gema Desantara, Jaelani, M.Si menyesalkan adanya penangkapan bandar Narkoba yang terjadi di Kab. Konawe tersebut. “ini adalah cambuk bagi kita semua, terutama generasi muda di Kab. Konawe. Tentu ini akan menjadi dorongan semangat bagi Gema Desantara untuk terus bergerak menyelamatkan pemuda desa dari bahaya Narkoba”. Tegas Jaelani.

Jaelani juga menambahkan, pemerintah sangat fokus untuk melakukan pembangunan di desa-desa, terbukti dari banyaknya program-program pemerintah yang berorientasi pada peningkatan dan pengembangan potensi desa. “Kementerian Desa sudah memberikan dana desa sudah rata-rata 1 milyar pertahun per desa, belum lagi program yang dilaksanakan kementerian lain. Kalau kita tidak siap mengelola pembangunan di desa-desa, maka program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah di desa-desa tidak akan banyak membawa perubahan”, ungkap Jaelani.

Ketua Asosiasi Kepala Desa di Kab. Konawe, Agus Priatna mengatakan,  untuk meningkatkan kapasitas sumber daya masyarakat desa, khususnya kalangan pemuda desa, yang utama harus dilakukan adalah memastikan bahwa pemuda desa terbebas dari segala bentuk penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. “sudah sangat tepat jika Gema Desantara menggelar Pelatihan Anti Narkoba dengan tema Pemuda Desa Bebas Narkoba”, ungkapnya.

“Selaku perangkat desa, kami akan berusaha mendorong pemuda desa untuk berperan aktif dalam pencegahan Narkoba”, tambahnya.

Rangga Pratama selaku Ketua Panitia Pelatihan Kader pemuda Anti Narkoba di Kab. Konawe menyatakan bangga menjadi Kader Gema Desantara yang memiliki fokus kegiatan di desa-desa. “kami berterimakasih, terutama kepada Ketua Umum DKN Gema Desantara, Bang Jaelani yang memiliki komitmen kuat untuk mendorong pemuda desa untuk menjadi pelaku pembangunan di desanya masing-masing, kegiatan Pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba ini menjadi salah satu bentuk komitmennya”, ungkap Rangga.

Anjungan Aprita selaku Ketua Panitia Nasional menambahkan bahwa Gema Desantara tidak akan mundur selangkahpun melawan Narkoba. “kami akan menggencarkan pembentukan Kader Pemuda Anti Narkoba di semua Provinsi, khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara yang saat ini sedang dilaksanakan” tegas Anjungan.

Arifin Majid selaku Asdep Pengembangan Wawasan Pemuda Kemenpora RI menjelaskan bahwa Pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba di Provisni Sulawesi Tenggara yang diselenggarakan oleh Gema Desantara akan dilaksanakan di 5 Kabupaten/Kota dengan target terbentuk 1.000 Kader Pemuda Anti Narkoba. “1000 Kader yang dibentuk oleh Gema Desantara di Provinsi Sulawesi Tenggara, diharapkan setiap Kader dapat merekrut 25 orang pemuda di desanya masing-masing untuk menjadi Kader Pemuda Anti Narkoba, sehingga Kader Pemuda Anti Narkoba akan berjumlah 25.000 orang di Provinsi Sulawesi Tenggara”, Arifin Majid menjelaskan.

Mengingat Narkoba sudah menjadi ancaman bagi pemuda di desa, saat 
memberikan pembekalan kepada peserta kegiatan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Konawe mewakili Bupati Konawe menyampaikan bahwa untuk mendorong peran aktif pemuda, Pemerintah daerah Kab. Konawe memiliki berbagai kegiatan terkait pencegahan Narkoba. “Kami berharap setelah menjadi Kader Anti Narkoba, para pemuda ini menjadi ujung tombak pencegahan Anti Narkoba di desanya masing-masing, kami akan terus mendorongnya”, ungkap Ferdinand selaku Sekda Kab. Konawe.


Karena itu, Sekda Kab. Konawe tersebut menghimbau kepada para peserta pelatihan untuk betul-betul mengikuti kegiatan dengan baik, terutama materi yang dibawakan oleh pihak BNN Provinsi Sulawesi Tenggara. “kami berharap peserta mendengarkan dengan baik materi yang disampaikan oleh narasumber kegiatan, terutama nanti yang disampaikan oleh Narasumber dari BNN, pemuda harus paham apa itu Narkoba dan bagaimana Narkoba bisa merusak jiwa raga kalian”.

Konawe, 8 April 2019 - Generasi Muda Desa Nusantara (Gema Desantara) Bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)  menggelar pelatihan kader pemuda anti narkoba di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Pelatihan ini diikuti lebih dari 200 pemuda dari berbagai kecamatan yang tersebar di Kabupatrn Konawe.


Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Kepala Kecamatan Puriala, Lisain Ponde di Aula Kecamatan Puriala, Kebapaten Konawe tersebut mengusung tema "Pemuda Desa Bebas Narkoba". Dirinya berharap, para pemuda yang tersebar di 16 desa di Kecamatan Puriala khususnya bisa mendapatkan ilmu dan manfaatnya dari kegiatan ini. 


"Kami bersyukur sekali kegiatan ini bisa terlaksana di kecamatan ini. Untuk itu harapannya, bebas narkoba ini bisa melekat pada generasi muda kita khususnya di Kecamatan Puriala tidak ada pemuda yang tersandung kasus penyalahgunaan narkoba," ungkapnya. 



Sementara itu, Asep Saiful Bahri selaku Sekretaris Jendral (Sekjen) Gema Desantara mengungkapkan, pemuda Konawe ini akan dibekali dengan berbagai pemahaman terkait dengan pencegahan peredararan dan penyalahgunaan narkoba. Agar setelah itu mereka dapat menjadi kader pemuda anti narkoba.


"Kader ini artinya teman-teman dalam satu bingkai visi misi untuk memerangi penyalahgunaan narkoba di desanya masing-masing. Sebab teman-teman ini harus menjadi aktor dalam pembangunan di daerah," terang Asep dalam sambutannya. 

Bahwa untuk menjadi aktor pembangunan, lanjut Asep, yang utama yakni memastikan para pemuda ini terbebas dari jerat bahaya narkoba. Hal ini untuk memnyiapkan sumber daya manusia yang dapat mendukung dan mendorong pembangunan daerah yang dilakukan pemerintah. Karena pembangunan yang dilakukan pemerintah di desa-desa tidak akan berjalan dengan efektif tanpa adanya dukungan sumber daya masyarakat desa khususnya pemuda. 




Kemudian, kegiatan ini merupakan rangkaian dari 5 kegiatan pelatihan kader anti narkobaba yang akan diadakan di 5 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara (Sultra). Adapun 5 Kabupaten/Kota tersebut di antaranya Konawe, Kendari, Kolaka Timur, Bambana, dan Konawe Utara. 



"Jadi ini merupakan rangkaian dari kegiatan yang akan diadakan untuk melahirkan 1.000 kader pemuda anti narkoba. Harapannya kemudian pemuda ini siap untuk lebih waspada dan menjaga diri dari bahaya narkoba di tengah masyarakat minimal untuk diri sendiri," tutup Asep. 

Minggu, 17 Maret 2019


Bekasi - Seorang Pedagang Pecel Lele di Bekasi, Andi harus merasakan perih disekujur tubuhnya karena babak belur akibat penganiayaan oleh 2 orang pria tidak dikenal, Minggu, 10 Maret 2019 pagi dini hari.

Meski kejadian tersebut sudah berlalu seminggu yang lalu, tubuh dan wajah Andi masih terlihat memar dan lebam. Akibat luka itu, bahkan hingga kini ia pun belum bisa berkativitas seperti sedia kala.

Menurut penuturannya, kejadian itu bermula saat ia sedang berdagang pecel lele di Jalan Raya Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi. Saat itu, datang dua orang pria yang tidak dikenalnya dan memesan 2 porsi pecel lele.

Karena lele yang dijajakan Andi masih lele hidup, Andi pun harus menyiangi lele tersebut. Saat itu, pembeli tersebut sempat menegur Andi lantaran merasa terlalu lama. Andi pun sempat menjawabnya dengan nada rendah kepada kedua pembelinya untuk sabar.




"Bang, lelenya masih lama ya? Kalo gitu goreng tempe sama tahunya aja dulu," ucap pembeli tersebut, kata Andi menceritakan kejadian tersebut kepada Klikberita, Senin, (18/3/2019) saat dijumpai di rumahnya.

"Baik, sabar ya bang" jawabnya seraya ia pun langsung mengambil tempe dan tahu dagangannya.

Nah di saat itu, sebelum tempe dan tahu yang diamblinya digoreng, lanjutnya, pria tersebut langsung memukulnya di bagian wajah.

Andi mengaku, setelah dirinya jatuh tersungkur, pria tersebut secara membabi buta memukuli dan meninjak dirinya. Hingga hampir tak sadarkan diri.

Di saat keributan tersebut terjadi, Aden yang saat itu sedang tertidur di rumahnya hingga terbangun dan berusaha melerai. Akan tetapi, nasib serupa justru dialami Aden. Di mana, Aden juga ikut menjadi sasaran penganiayaan serupa oleh kedua pria tersebut.

Bahkan, Aden tak hanya dipukuli dengan tangan kosong. Tetapi, juga dipukuli menggunakan benda tumpul berupa balok yang berada di sekitar lokasi kejadian. Beruntung Aden masih dapat menghindari penganiayaan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Berdasarkan keterangan dari Aden, kedua pria tersebut sempat mengaku sebagai anggota. Akan tetapi, kedua pria tersebut tidak memperlihatkan identitasnya sebagai anggota saat Aden menanyainya. Justru saat itu, Aden menjadi bulan-bulanan penganiayaan oleh kedua pria tersebut.


Aden dan warga sekitar khususnya Andi dan keluarganya amat terpukul atas kejadian tersebut. Pasalnya, serangkaian penganiayaan tersebut diduga telah direncanakan. Bila memang hanya kesalahan Andi yang lama dalam menghidangkan pesanan, tidak terdapat cekcok dan keluhan lain sebelumnya. Justru kedua pelaku begitu saja memukul secara membabi buta dan merusak tampat dagang Andi.

Oleh karena itu, keluarga korban dan Warga berharap agar ada tindakan cepat dari pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku yang masih buron. Agar kedua pelaku bisa segera ditemukan dan tangkap oleh pihak untuk dimintai pertanggungjawabannya. Sementara itu, Aden juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pondok Gede atas kejadian tersebut.

Sabtu, 02 Februari 2019



(1) Menurut aturan Ejaan, kata hoax diindonesiakan menjadi hoaks. Huruf x diubah menjadi ks. Lalu, KBBI mengartikan hoaks sebagai 'berita bohong'. Tapi, jika telusuri literatur, kita temukan konsep fake news, yang berarti 'berita bohong' atau 'berita palsu', selain konsep hoaks itu sendiri.

(2) Suhada (2017) membedakan antara fake news dan hoax. Menurut Suhada,
 fake news adalah berita bohong, berita buatan atau berita palsu yang tidak berdasarkan kenyataan, sedangkan hoax adalah informasi palsu, berita
yang bisa berisi fakta namun telah dipelintir
atau direkayasa.

(3) Lalu, Suhada menyatakan bahwa kata-kata hoax saat ini semakin sering digunakan dan disematkan ketika menyikapi berita yang sama sekali tidak ada faktanya. Dan, Suhada menegaskan bahwa pada zaman ini, dalam hoax melekat seperengkat atribut fitnah yang digunakan untuk menjatuhan lawan politik.

(4) Dari pendapat Suhada di atas, tampaknya hoak adalah "alat" dalam bentuk informasi yang sudah dipelitir atau direkayasa untuk kepentingan politik. Sebab itu, bagaimana jika hoaks didefinisikan sebagai 'berita pelintiran', bukan berita palsu, untuk membedakannya dengan fake news.

(5) Ball (2016) menyebutkan enam wujud fake news. Pertama, pelaporan yang tidak sengaja. Kedua, rumor yang tidak berasal dari artikel berita tertentu. Ketiga, teori konspirasi yang susah untuk diverifikasi dan biasanya berasal dari orang yang sangat percaya bahwa mereka benar. Keempat, berita satire yang disalahartikan sebagai info faktual. Kelima, pernyataan palsu oleh politisi. Keenam, laporan miring atau menyesatkan meskipun tidak langsung salah.

(6) Jadi, tampak dalam hoaks berbeda dengan fake news, hoaks bukan berita palsu atau bohong, tetapi 'berita pelintiran', yaitu 'berita yang sudah dipelintir atau direkayasa atas motivasi politik pembuatnya'.

(7) Dan, kebohongan itu menjadi industri dalam politik saat ini, tidak saja di sini, tapi juga di sana.


Tulisan oleh @MangKamil

Selasa, 01 Januari 2019


Di indonesia, tak hanya banyak pemandangan dan tempat wisata yang sangat indah. Akan tetapi, ada juga tempat yang begitu misteri seperti anak gunung krakatau. Misteri itu pun seolah belum terpecahkan, manakala anak krakatau sering dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun asing.

Padahal, sebagai tempat yang indah, digunung tersebut kadang juga bisa digunakan sebagai hiking atau tracking. Manakala para wisatawan naik puncak dan berfoto. Tetapi, dibalik tempat wisata tersebut yang kemudian menyimpan sebuah misteri yang membuat wisatawan ingin mengetahui tempat tersebut. Dimana tempat tersebut sudah tua atau sudah sangat lama sekali.

Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia. Gunung yang terletak di selat Sunda ini pernah meletus dahsyat pada tahun 1883, saat itu sebagai Gunung Krakatau. Pulau Anak Krakatau adalah pulau vulkanik kecil, yang muncul di antara Pulau Sertung dan Pulau Rakata Kecil atau Pulau Panjang.

Pada tahun 1927, di titik yang dulunya adalah laut dengan kedalaman 27 meter dan sebelumnya pernah menjadi bagian daratan Pulau Rakata. Letusannya menimbulkan gempa dan tsunami yang menewaskan puluhan ribu jiwa terutama penduduk di Jawa Barat dan daerah timur Sumatera.

Bumi juga sempat mengalami perubahan iklim akibat tertutupnya atmosfer oleh kabut. Akibat letusannya sendiri, badan gunung yang dulunya tinggi menjulang kelangit, sekarang telah sirna dan digantikan dengan gunung yang baru yang disebut anak gunung Krakatau. Hingga sekarang ini, Gunung Anak Krakatau masih menyimpan bahaya yang harus patut diwaspadai oleh semua orang baik lokal maupun asing. Akibat keganasannya, gunung ini dikeramatkan oleh warga sekitar.

Seusai letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883, Pulau Rakata kehilangan kira-kira 2/3 tubuhnya di sisi barat laut, melenyapkan puncak Gunung Perbuwatan dan Gunung Danan, serta menyisakan paruh selatan Gunung Krakatau dan bagian yang hilang menjadi laut yang dangkal. Pada tahun 1927, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya mulai terlihat aktivitas vulkanik di titik di antara bekas-bekas puncak Gunung Perbuwatan dan Gunung Danan.

Dengan munculnya kepulan asap disertai letusan-letusan kecil. Sejak 11 agustus 1930, pulau ini tidak pernah lagi runtuh dan terus-menerus mengalami letusan-letusan. Pada tahun 1935, pulau ini terbentuk hampir bundar dengan diameter sekitar 1200 meter, ketinggian 63 meter. Pada tahun 1940, tingginya sudah mencapai 125 meter. Pada tahun 1955, pulau ini tercatat ketinggiannya sudah mencapai 155 meter dari permukaan laut. Akhirnya, titik tertinggi pulau ini terus meningkat dengan laju 7-9 meter per tahun, dan hingga catatan terakhir bulan september 2018, ketinggianya mencapai 338 meter dari permukaan laut.

Para wisatawan diperbolehkan untuk mendaki gunung api tersebut. Namun sebelum para wisatawan mendaki, para pendaki harus mendapatkan surat izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat, yaitu Surat Izin Masuk Kawasan konservasi (SIMAKSI). Setelah mereka sudah diizinkan oleh BKSDA, barulah mereka sudah diperbolehkan untuk mendaki.

Berdasarkan pengalaman dari beberapa pendaki, banyak hal mistis yang menyelimuti Gunung Anak Krakatau ini.  Anak gunung Krakatau bisa dilihat biasa saja, namun kata masyarakat setempat sering kali mendengar suara-suara ramai dari kejauhan, padahal disaat itu tidak ada sama sekali orang.

Selain itu, kadangkala masyarakat sekitar melihat wujud-wujud hewan yang seharusnya tidak hidup di wilayah Anak Gunung Krakatau. Dikarenakan pulau tersebut mempunyai evolusi dijaga dengan ketat dan sampai sekarang ini hanya ada hewan burung-burung dan hewan kecil. Pengunjung juga sering melihat hewan seperti kadal yang ukurannya sangat besar dan burung yang sangat besar.

Dalam kenyataannya, polisi hutan sudah melakukan patroli di wilayah Anak Gunung Krakatau setiap hari, tetapi tidak pernah menemukan dan tidak mendapatkan hewan-hewan aneh tersebut seperti yang diinformasikan oleh masyarakat sekitar. Beberapa pendaki dan masyarakat setempat juga sering mendengar suara dagelan dan wayang dari kejauhan, padahal kondisi di Gunung Anak Krakatau sepi dan sunyi.

Hubungan antara manusia dengan keindahan yaitu pada dasarnya keindahan dapat dirasakan setiap manusia berbeda-beda tergantung dari pandangan manusia masing- masing tersebut akan suatu hal yang dapat membuatnya merasa tentram dan nyaman. Dimana antara manusia dengan alam itu saling membutuhkan, manakala manusia membutuhkan alam untuk kehidupan sehari-hari seperti sandang pangan dll, sedangkan sebaliknya. Cintailah alam di tanah kita, yaitu  NKRI dengan merawat, menjaga, melestarikan alamnya untuk kebaikan kita semua.

Blogroll

test

Baca Juga

Recent Posts Widget

Menu Kantin

Pasang Iklan Kamu Di Sini

Ada yang Baru Nih

BEM PTAI Ajak Pemuda Millenial Cerdas Bermedia

Kantindata.com -  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) se-Indonesia ajak pemuda millenial cerdas berm...

Recent Posts

recentposts

Popular Posts

Blog Archive

Kantin Iklan