Lima tahun silam sosok pemuda Banggai meninggalkan tanah
kelahiran dengan berbekal semangat dan tekat yang kuat berangkat ke Pusat Pemerintahan
(Jakarta) untuk menggapai cita-cita dengan melanjutkan jenjang pendidikannya di
bangku kuliah. Akhirnya tekat dan semangat berbuah manis namun ini tidak
terlepas dari kerja keras meski banyak kendala-kendala yang menghambat tidak
menyurutkan semangat pemuda asal Banggai ini justru sebaliknya kendala-kendala
itu menjadi penyulut semangatnya dalam menggapai cita-cita.
Di penghujung studi S1 bertepatan bulan Oktober 2017 Jamaludin
Ridwan Bunsiang berhasil dinobatkan menjadi mahasiswa terbaik dari 1.000
mahasiswa sarjana di kampus swasta terbesar Jakarta Timur Universitas
Krisnadwipayana bertempat di Jalan Jatiwaringin.
Selain menjadi mahasiswa terbaik (cumlaude) sarjana,
pemuda yang kerap disapa Jamal juga aktif di berbagai organisasi internal dan
eksternal kampus, Jamaludin Ridwan Bunsiang pemuda kelahiran Gong-Gong 22 Maret
1993, pulau terluar Sulawesi Tengah yakni Banggai, tak puas dengan gelar
mahasiswa SI Teknik terbaik di Universitas Krisnadwipayana ia melanjutkan pendidikannya S2 Teknik Mesin
di Universitas Pancasila (UP).
Saat ditemui Epicentrum disela-sela kegiatannya yang
padat, pemuda yang kerap di sapa Jamal meceritakan beberapa hal terkait
melanjutkan study S2 nya, di antaranya untuk meningkatkan kapasitas diri dan ia
ingin menjadi bermanfaat untuk orang lain dengan keilmuan yang di perolehnya. “
saya ingin membangun Indonesia dimulai dari tanah kelahiranku”, Ujar Jamal.
Hal senada juga di sampaikan sahabat karipnya Dheka
Mahendra yang juga seorang aktivis, bahwa ia ingin membanggakan kedua orang tua
dan mengharumkan tanah kelahirannya. Sosok Jamal Ridwan Bunsiang merupakan
sosok yang humanis jiwa kemanusiannya cukup tinggi, di tunjukan dengan sikap
dan cita-cita Jamal yang ingin membangun tanah kelahirannya.
Di latar belakangi dari keluarga sederhana dan banyaknya
masalah di tanah kelahiran, diantaranya jamal melihat banyaknya angka anak
putus sekolah yang tinggi, indeks pembangunan manusia (IPM) yang rendah,
pembangunan desa yang minim, dan pengangguran yang terus meningkat.
Menggugah sisi humanisme Jamaludin Ridwan Bunsiang untuk
ikut andil dalam mengentaskan masalah demografi yang dewasa ini menjadi bahan
perbincangan dan diskusi oleh kelompok-kelompok yang aktif dan memfokuskan
kegiatanya dalam pengentasan masalah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar