Kantindata.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) se-Indonesia ajak pemuda millenial cerdas bermedia sosial. Mengingat pemuda millenial menjadi salah satu pengguna dan memiliki pengaruh besar dalam bermedia sosial.
Dalam acara Talk Show Millenial bertema “Cerdas Bermedia dalam Upaya Memperteguh Persatuan dan Kesatuan Pasca Sidang Pilpres di MK”, BEM PTAI mengajak pemuda agar bermedia sosial lebih bijak dan arif, sehingga bisa diterima oleh masyarakat dan menyejukkan kondisi psikis masyarakat.
Seperti diketahui, pascasidang Pilpres di MK, gejolak di media sosial masih begitu santer baik di media sosial maupun di tengah masyarakat. Belum lagi masih banyaknya beredar pemberitaan bohong (hoax) yang masih sering dijadikan senjata oleh sekelompok orang untuk menyerang pribadi dan kelompok lawan politiknya.
Subandi Musbah, pengamat politik, mengatakan, ajang pemilihan presiden telah usai, pertemuan Jokowi dan Prabowo menandakan ucapan secara simbolis di antara dua kubu. Persoalan di media sosial terlalu ramai tentang hoax yang akar utamanya bukanlah pilpres, tetapi tentang adanya tafsir keagamaan yang berbeda.
"Media sosial ramai tentang pilpres yang dijadikan sebagai pertarungan ideology," ungkapnya saat mengisi Talk Show di Sangna Caffe, Tanggerang.
Sementara itu, Romi sebagai seorang jurnalis Tanggerang melihat, pengguna media sosial yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda menjadikan media sosial mudah menjadi pemicu perpecahan di kalangan pengguna. Sebab banyak hal yang disampaikan di media merupakan opini atau propaganda yang kemudian dianggap benar oleh kebanyakan orang.
"Informasi dapat disampaikan oleh semua kalangan yang belum tentu kebenarannya," tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada pemuda millenial yang hadir agar lebih jernih dalam bermedia sosial. Karena hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab sebagian golongan saja.
Di lain sisi, pemuda juga harus mampu memiliki penilaian yang objektif atas segala persoalan yang dituangkan di media sosial. Karena bila mempercayai informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya begitu saja, berarti pemuda telah kehilangan nilai objektivitasnya.
0 komentar:
Posting Komentar