Desember 23, 2018
Jakarta - Peredaran gelap Narkoba di Jakarta tidak bisa dipandang sebelah mata. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia menyatakan bahwa prevalensi penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta menjadi yang tertinggi di Indonesia, yang menyentuh angka sebesar 3,14 % atau mencapai 265 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 61,5 % merupakan penyahguna dengan kategori coba pakai.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan BNN Provinsi DKI Jakarta, Rina Astuti, bahwa pelajar dan mahasiswa, menjadi kelompok yang cukup banyak menyumbang penyalahgunaan narkoba dengan presentasi sebanyak 25 %. “Ini tentu harus segera ditangani dengan serius, jika tidak, bangsa ini akan kehilangan masa depan”, tutur Rina saat mengisi materi Strategi Pemberdayaan Pemuda dalam Upaya Pencegahan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kegiatan Pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba .
"Kami dari BNN mendukung penuh kegiatan pelatihan ini, karena ini menjadi kegiatan yang bisa memberika informasi tentang bahaya dan pencegahan narkoba," terangnya.
Dirinya berharap, para pemuda yang ikut pelatihan ini dapat menjadi perpanjangan tangan dari BNN dan aparat kepolisian. Sehingga bisa menyampaikan kembali ke lingkungan masyarakat dan komunitasnya, bahwa narkoba itu jika mengkonsumsi efeknya luar biasa dan masa depan menjadi suram.
"Masalah pencegahan penyalahgunaan narkoba ini menjadi tugas kita bersama, tidak hanya tanggung jawab aparat kepolisian dan BNN saja. Kita semua harus berkomitmen untuk memiliki tanggung jawab bersama. Sehingga di tahun-tahun yang akan datang, narkoba di Indonesia bisa dimusnahkan," tutupnya.
Hari ini, Minggu (23/12/2018) Generasi Muda Desa Nusantara menyelenggarakan Pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba yang diikuti oleh sekitar 200 pemuda yang berasal dari Jakarta Timur. Dalam kesempatan tersebut, para pemuda berkomitmen dan meneguhkan tekad untuk berani melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungannya masing-masing.
Sekjend Gema Desantara, Asep SB Ali, menyampaikan bahwa pelatihan yang dilaksanakan hari ini merupakan perwujudan partisipasi aktif pemuda dalam mendukung berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam mencegah merebaknya bahaya Narkoba di masyarakat.
“Kami telah melatih lebih dari 2.000 pemuda di 5 Kota di Jakarta pada tahun 2018 ini, mereka diharapkan menjadi ujung tombak perang melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Jakarta, ini adalah kegiatan terakhir yang kami laksanakan pada tahun 2018, Alhamdulillah, di setiap kegiatan, pesertanya sangat antusias, hari ini diikuti oleh 200 peserta, mereka semua semangat dan siap. Tahun-tahun berikutnya kami akan terus mengawal dan mendukung berbagai upaya pencegahan bahaya narkoba yang dilakukan oleh Pemerintah”, ungkap Asep di sela-sela kegiatan.
Yari Isnaeni, selaku Kepala Bidang Wawasan Lingkungan Strategis dan Bahaya Destruktif Kemenpora RI menambahkan, bahwa lebih dari 2.000 pemuda yang telah mengikuti pelatihan di Jakarta dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang bahaya Narkoba dan strategi pencegahannya.
"Kelompok pemuda ini diharapkan dapat berperan di lingkungannya untuk melawan bahaya Narkoba, pemuda yang telah memiliki bekal mengenai bahaya narkoba, kemudian bisa menjelaskan dan memberikan pengetahuan kepada orang-orang di lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya, pelatihan ini bisa menjadi benteng utama dalam upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah melalui Kemenpora bersama pemuda," tegasnya.
Di tempat terpisah, Arifin Majid, selaku Asisten Deputi Bidang Peningkatan Wawasan Pemuda Kemenpora RI menyatakan bahwa Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga akan terus mendorong upaya para pemuda dalam melakukan pencegahan bahaya Narkoba, khususnya di lingkungannya masing-masing.
“ini merupakan perintah Presiden Jokowi, Presiden telah menyatakan bahwa Indonesia darurat Narkoba, maka kita semua harus bergerak Bersama. Kemenpora serius dalam mendorong peran-peran aktif pemuda melalui berbagai fasilitasi kegiatan yang terkait dengan bahaya Narkoba”, ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar