Masyarakat Lampung yang
di pimpin M Ridho Ficardo banyak menuai masalah. Terutama keadaan ekonomi
masyarakat keseluruhan belum optimal dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Faktanya, masih terdapat masyarakat Lampung yang tidak mampu dalam memenuhi
kebutuhan pokok sandang, pangan, dan papan.
Banyaknya keluhan
publik terkait harga hasil pertanian yang tidak menentu dikarenakan Pemprov
Lampung belum mampu mengakomodir hasil pertanian, data statistik menunjukan 85
persen masyarakat Lampung mayoritas berprofesi sebagai petani mulai petani
kopi, sahang (lada), cengkeh, karet dan kakau (kopi coklat). Jika harga hasil
pertanian tidak menentu akan berdampak pada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
primernya tertekan.
kesulitan masyarakat
diatas menjadi kontras dengan kondisi belanja anggaran Pemerintah untuk makan
dan minum serta pakaian pemerintah, Pemprov Lampung justru berfoya-foya dengan
anggaran 50.023.037.278,00 dan untuk belanja pakaian Pemprov Lampung mencapai 21.295.497.275,00 untuk anggaran tahun 2015.
“Setiap tahunya anggaran
Pemprov Lampung mengalami kenaikan, contoh angaran mamin 49.076.360.440,00 dan anggaran pakaian 15.192.268.095,00 untuk
anggaran tahun 2014 serta terdapat kenaikan yang signiFikan untuk pakaian 2014
ke 2015 yakni 6.103.229.180,00”, tutur Wahyudin Koordinator Investigasi Kaki
Publik.
Sehubungan dengan
peryataan tersebut Koordinator Investigasi CBA jajang Nurjama juga menegaskan,
“mestinya anggaran mamin dan pakaian Pemprov di kaji ulang berdasarkan kondisi
masyarakat di wilayahnya”, tegas Jajang.
0 komentar:
Posting Komentar