KantinPers - Filsafat diartikan sebagai evaluasi
terhadap apa yang penting atau yang berarti bagi hidup. Filsafat dianggap
sebagai cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan atau teori yang tidak
memiliki kegunaan praktis, sebagai suatu pandangan yang kritis yang sedalam-dalamnya
sampai ke akar-akarnya mengenai segala sesuatu yang ada.
menurut tradisi filsafati dari
zaman Yunani Kuno, orang yang pertama memakai istilah philosophia dan
philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.).
filsafat terwujud sebagai sikap yang ditauladankan oleh Socrates. Yaitu
sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang mendorong pikiran seseorang untuk
terus menerus maju dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa dirinya ahli,
tidak menyerah kepada kemalasan, terus menerus mengembangkan penalarannya untuk
mendapatkan kebenaran.
Timbulnya filsafat karena manusia
merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu
terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena
persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh
filsafat secara memuaskan.
Dalam dialog plato yang berjudul
Phaidros misalnya, kita membaca "nama 'orang bijaksana' terlalu luhur
untuk memanggil seorang manusia dan lebih cocok untuk seorang Allah. Lebih baik
di panggil philosophos, pencinta
kebijaksanaan. Nama ini lebih berpatutan
dengan makhluk insani. Apabila orang
yang melampaui kemampuan insani dan telah melangkahi batas batas yang tlah di
tentukan untuk nasibnya sebagai manusia,
memiliki kebijaksanaan berarti dia mencapai suatu status adimanusiawi,
dan itu sama saja dengan hybris, rasa sombong,
yang slalu di takuti dan dihindari orang yunani. Manusia harus menghormati batas batas yang
berlaku bagi status insannya, karna dia
manusia bukan seorang allah, dan dia
harus puas dengan mengasihi kebijaksanaan.
__
Kantin Pers bersama Abdullah, Pimpinan Redaksi Jurnal Kampus Universitas Krisnadwipayana, dalam Resume Kajian Filsafat Yunani Kuno
0 komentar:
Posting Komentar