Senin, 16 Oktober 2017


Desa merupakan tempat dimana tempat tumbuhnya ekonomi agrikultur, akan tetapi pada perjalanannya, desa menemukan kesulitan dalam proses produksi dan penjualan hasil komoditas pertanian, perkebunan, dan kelautan yang didapatnya.

Koord. Kajian dan Riset Lembaga Kaki Publik, Adri L Pian menyatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi desa mengalami kemandekan yang disebabkan oleh ketiadaan proses produksi dan laju arah ekonomi yang tidak pasti. “sejauh ini, pejabat desa tidak mampu mendorong ekonomi desa, selain memanggil investor untuk menggali potensi daerah, yang artinya, desa menyerahkan laju ekonomi di desa kepada pembangunan pihak swasta”. 

Menurutnya, menyerahkan laju ekonomi kepada pihak swasta bukanlah solusi utama dalam mengembangkan perekonomian di desa, “Kita coba melihat di beberapa Kabupaten, seperti Kabupaten Bekasi, Kabupaten Pariaman, dan Kabupaten Kerinci. 3 kota ini memiliki lahan agrikultur yang begitu luas, akan tetapi pertumbuhan ekonomi dari ketiganya sangat berbeda. Kabupaten Bekasi misalnya, yang sebagian besar lahan pertanian berubah menjadi lahan perumahan, dampak ekonomi tidak begitu mengalami pertumbuhan yang signifikan, karena sebagian masyarakat justru mencari lahan pekerjaan sebagai karyawan buruh di pabrik-pabrik yang pendapatannya di bawah gaji UMR.” Katanya.

Selain di Kabupaten Bekasi, Adri menyatakan bahwa Kaki Publik pun melakukan penelitian di daerah Kabupaten Pariaman, “Lalu kita lihat Kabupaten Pariaman, masyarakat yang cenderung merantau ini disebabkan sulitnya hidup di Pariaman, karena pertanian dan perkebunan tidak dapat berkembang jika hasilnya dibayar murah, sedangkan proses produksinya begitu mahal dan sulit, seperti mendapatkan bibt dan pupuk. Untuk hasilbergerak dibidang peternakan pun terasa sulit, mengingat para pembeli hanya menghargainya murah. Bahkan para petani kebingungan menjual hasil pertanian dan perkebunannya.” Ucap Adri memaparkan hasil penelitiannya.

Adri melanjutkan temuannya di Kabupaten Kerinci yang memiliki sikpa optimis di masyarakatnya. Dilihat dari opini yang berkembang di kalangan masyarakat pun positif, masyarakat kerinci memang tumbuh dengan hasil perkebunan, pertanian, dan peternakan, karena pemerintah mendukung penuh hasil perkebunan, pertanian, dan peternakan masyarakat Kabupaten Kerinci. “Pandangan yang jauh berbeda jika kita melihat lebih dalam di Pemerintahan Kabupaten Kerinci. Pemerintah menyediakan ruang bagi peternakan, petani, dan perkebunan dengan membentuk unit pelaksana teknis dinas pasar-pasar tengkulak yang berfungsi sebagai tempat jual-beli hasil perkebunan dan tersebar di setiap kecamatan.”

Adri mengungkapkan, meskipun hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan masyarakat kerinci tergolong murah dibandingkan informasi yang tersebar di media elektronik, masyarakat berpendapat bahwa kemudahan penjualan hasil pertanian yang selama ini berjalan sudah cukup. Karena baik petani, maupun peternak telah mendapatkan 3 kali lipat dari modal yang mereka keluarkan, dan mereka pun tidak segan-segan memberikan 5% dari hasilnya tersebut kepada pihak terkait, seperti pihak yang bersedia menggiling hasil padi, dan kopi. “di Kerinci, tidak sulit menemukan mereka yang memiliki usaha penggilingan yang juga masih masyarakat sipil, dan juga berkebun di tanah miliknya.” Ungkap Adri.


Dan kini, dengan anggaran desa yang telah dikucurkan oleh pemerintah pusat, Adri berharap bahwa pejabat desa dapat memfasilitasi hasil komoditas di desanya dengan memanfaatkan anggaran desa sebaik mungkin. Sehingga desa dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang merata. (Red)

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

test

Baca Juga

Recent Posts Widget

Menu Kantin

Pasang Iklan Kamu Di Sini

Recent Posts

recentposts

Popular Posts

Blog Archive

Kantin Iklan