Bekasi – Pasca razia becak yang dilakukan
oleh Walikota Divisi Penegakkan Perda Daerah Bebas Becak di beberapa titik
lokasi di bekasi, seperti daerah jln. Ir. Juanda, jalan A. Yani, dan sepanjang
jalan di depan stasiun bekasi, para pengendara becak tetap melakukan
pekerjaanya.
Naman (47), bapak yang sehari-harinya
bekerja dengan mengayuh becak sewaan dari seorang yang dermawan dari tahun 1985
ini tetap bersemangat bekerja di bawah terik panas matahari. Meskipun zaman
seperti sudah menolaknya, naman mengaku, becak adalah sumber rizki baginya.
Bapak yang memiliki empat orang anak itu mengaku enggan berpindah dari sopir
becak menjadi supir ojek, apalgi menjadi sopir angkutan kota. Ia lebih senang
dengan becak yang ditungganginya dari dulu. Ia merasa bahwa hidup yang ia jalani
saat ini bersama anak istrinya berasal dari becak, meskipun pendapatan yang di
dapat tidak seberapa, namun ia cukup bersyukur menjadi sopir becak.
“saya senang dengan becak, dari dulu cuma
becak ini yang nemenin saya ke mana-mana. Anak istri saya masih bisa makan aja
sampai sekarang, yaa itu karena becak ini,” katanya membanggakan becak sewaanya
itu.
Ketika ditanya mengenai daerah larangan becak,
jari telunjuk yang terpanggang panasnya matahri itu menunjuk ke arah rambu
Larangan Becak yang berada tepat di tempatnya mangkal. Ia menyebutkan dengan
jelas daerah-daerah yang dilarang adanya becak, akan tetapi, ia tidak
mengetahui soal adanya razia yang sudah dilakukan pekan lalu.
”saya tau daerah mana aja yang dilarang
adanya becak, tapi mau gimana lagi, saya udah lama sama becak ini, kalau
enggak, mau darimana nanti saya makan?,” cerita bapak yang sehari-harinya tidak
tinggal di rumahnya itu.
Bapak naman yang seharinya-harinya tinggal
menumpang di warung-warung klontong di sekitar tempatnya mangkal itu bercerita
mengenai dirinya yang sudah lama menarik becak. Sejak tahun 1985, bapak yang
keluarganya tinggal di daerah gabus ini, tidak berminat untuk pindah ke ojek,
meskipun salah satu anaknya memiliki sepeda motor di rumah.
Ia mengaku sering kelelahan setelah
mengantarkan penumpangnya, akan tetapi ia begitu sayang dengan becaknya. Biaya
maksimal yang ia dapatkan sebesar Rp. 10.000 untuk jarak 1,5 km, dan itupun
penumpang masih menawarnya.
“saya bersyukur, anak saya udah pada gede.
Anak saya minta saya untuk ngojek, tapi saya udah seneng sama becak saya. Memang
tidak seberapa pendapatanya, paling gede itu sehari bisa dapet Rp. 40.000,-
setoran Rp. 3.000,-/hari,” cerita bapak itu tanpa keluhan apa pun yang keluar
dari mulutnya.
“Saya paling jauh nganter sewa itu sampe kelurahan,
jaraknya 1,5 km, sopir-sopir becak semuanya rata minta Rp. 10.000 untuk nyampe
sana, kadang di tawar sama sewa, yaa gak apa-apa lah, saya mikir klo rizki itu
tidak kemana, tapi coba liat saya, saya sehat kan?” imbuh bapak itu tersenyum.
Naman, bapak yang mengaku pernah memiliki
becak pribadi namun hilang di ambil orang ketika ia tidur, berharap, bahwa
subsidi BBM yang sepenuhnya tidak ia rasakan dapat berganti menjadi suatu sikap
yang baik yang dilakukan oleh pemerintah kota kepada orang-orang yang
sepertinya.
Naman juga berharap pemerintah kota Bekasi bisa
bersikap seperti pemerintah daerah sumenep yang mewajibkan PNS nya menunggangi becak
saat berangkat maupun pulang dari kantor.
Hal serupa juga di ungkapkan oleh juragan
becak dari bapak Naman, saat rumah
sederhananya di datangi, Marni (43), mengaku bahwa becak yang di sewakan kepada
penarik becak tersebutuntuk memberikan lapangan kerja bagi warganya yang
membutuhkan, sehingga setoran yang di tarik pun tidak besar, hanya Rp.
3.000,-/hari.
“becak saya ada 10, dan itu saya sewakan ke
orang-orang yang mau kerja. Saya tau gimana susahnya nyari kerja, dan nyari
uang, apalgi d tengah pembangunan kota bekasi yang kaya sekarang, dimana-mana
di bangun mal, gedung-gedung tinggi, warga juga jadi tambah susah, harga barang
mahal-mahal. Seharusnya, pemerintah memperhatika warga yang seperti mereka,”
kata Ibu satu anak itu menjelaskan.
“saya juga kepengen walikota bekasi tu kaya
walikota sumenep yang waktu ribut-ribut masalah BBM, eh, walikota sumenep malah
nyuruh semua pegawainya naek becak.” Imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar